Padang. Sebagai langkah menyonsong acara Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Washatiyyat Islam di Bogor 01 s/d 03 Mei 2018, maka Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) menggelar Seminar nasional. Hadir pada acara tersebut Prof. Dr. H. Alyasa Abu Bakar, M.A (Guru Besar UIN Ar-Raniry Aceh), Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A (Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang) dan Dr. Riki Saputra, M.A (Direktur Pascasarjana UMSB) sebagai Narasumber.
Dalam sambutannya, Rektor UMSB Dra. Novelti, M.Hum mengatakan bahwa menjadi keistimewaan tersendiri bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sumatera Barat karena acara Seminar Nasional ini dapat diselenggarakan dan menghadirkan para pembicara yang ahli dibidangnya. Terselenggaranya acara yang bertemakan “Konstruksi Pemikiran Islam dalam Aqidah, Ibadah, dan Pemerintahan yang Berkemajuan” tersebut atas amanah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PTM UMSB termasuk salah satu dari 3 PTM dari 174 PTM yang ada di Indonesia yang mendapatkan amanah tersebut, 2 diantaranya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
“kita sangat bangga dengan amanah dari PPM ini, karena dipercaya sebagai penyelenggara acara penyongsong KTT Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia ini. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap dapat menjadi upaya aktif perguruan tinggi untuk mendukung KTT Ulama Dunia tersebut.” Pungkasnya
Setelah pelaksanaan seminar Nasional yang berlangsung pada Rabu, 25 April 2018 ini dapat menambah pemahaman, wawasan dan kesiapan kita dalam menyonsong KTT Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tersebut.
Dalam penyampaian materinya Prof. Dr. H. Alyasa Abu Bakar, M.A mengungkapkan bahwa sangat disayangkan kita tidak hidup pada zaman Nabi SAW atau pada zaman Sahabat. Jika hidup pada zaman ini, maka kita akan merasakan betapa damainya Agama dan dunia ini. ”zaman sahabat adalah zaman yang paling unik dikarenakan pada zaman tersebut para sahabat dekat dan berinteraksi langsung dengan Nabi” tegasnya.
Penegasan yang sama juga ditegaskan oleh Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A bahwa Agama dan Budaya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tapi keduanya bisa dibedakan. Dengan demikian, ini perlu kita pahami bersama untuk menjunjung kebersamaan dalam hidup dan kehidupan. Selanjutnya diperkuat oleh Dr. Riki Saputra, M.A dalam kajian filsafat keilmuan bahwa “untuk membangun jiwa kecendekiawanan maka perlu meningkatkan ilmu pengetahuan, karena ilmu yang sedikit lebih berbahaya dari pada tidak punya ilmu pengetahuan”
Harapannya, dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi upaya aktif Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mendukung KTT Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tersebut. Memantapkan kembali pemahaman dan pengalaman dari Islam Wasatiyah dalam kehidupan umat Islam, masyrakat dan dunia. Hal tersebutbertujuan untuk memberikan solusi bagi peradaban dunia yang mengalami krisis. [Humas UMSB]